BONTANG - Bontang FC akhirnya berhasil mengemas 3 poin. PSPS Pekanbaru yang dijamu di Stadion Mulawarman Bontang, malam tadi harus pulang dengan kepala tertunduk setelah Aldo Baretto menciptakan satu-satunya gol di menit 86.
Keberhasilan Aldo menciptakan keunggulang membayar lunas kegagalannya mengeksekusi penalti di menit 23. Alhasil, The Reds Equator menapaki papan tengah klasemen sementara Superliga dengan koleksi angka 22. Koleksi ini terpaut satu angka dari Persisam Putra Samarinda yang menempati satu strip lebih baik di urutan 12 dengan 23 poin.
Kegembiraan menjadi penentu kemenangan terpancar di wajah Aldo. Ia menilai pertahanan PSPS sangat disiplin. “Sulit sekali ditembus, tapi untung saja ada celah,” kata Aldo.
Ia bersyukur timnya dapat mengembalikan kepercayaan diri pada babak kedua, setelah beberapa kali salah komunikasi pada babak pertama.
Peluang Bontang FC sebenarnya cukup banyak. Terutama saat pemain belakang PSPS dengan sengaja menyentuh bola di dalam kotak terlarang padamenit ke-23. Hanya saja, tendangan Aldo berhasil dibendung kiper PSPS, Pance Haryanto. Peluang emas lainnya hadir dari tandukang Kenji Adachihara yang masih ditepis Fance.
Masuknya Ravel Ohe, Anda Hermawan dan Cornelius Gedy di babak kedua menambah daya gedor di lini depan. Hasilnya, Aldo yang mendapat suplai bola dengan intensitas cukup tinggi, berhasil mengoyak jala PSPS di menit 85. Skor 1-0, untuk kemenanga tuan rumah tak mampu diubah tim besutan Abdul Rahman Gurning hingga peluit panjang.
Pelatih Bontang FC Fachri Husaini menilai kerja sama lini belakang timnya sempat kacau di babak pertama. Untungnya, pada babak kedua hal itu tidak terjadi. Mantan kapten tim nasional ini juga mengakui tangguhnya barisan pertahanan PSPS. “Pertahanan mereka luar biasa,” kata Fachri.
Menanggapi kegagalan Aldo Baretto mengeksekusi penalti, Fachri mengaku kecewa. Maklum, itu adalah kegagalannya yang kedua setelah ia gagal di percobaan pertama saat BFC menghadapi Sriwijaya FC. “Saya kecewa dengan Aldo. Ini kegagalannya yang kedua dalam mengeksekusi penalty. Ini pelajaran bagi dia,” kata Fachri.
Abdul Rahman Gurning saat jumpa pers mengaku timnya telah bermain maksimal. Hanya saja, striker yang paling diharapkan Dzumafo Epandi, ternyata kurang fit. “Dia tidak mau jujur saat mau bertanding. Dia mengaku siap tapi ternyata kondisinya kurang fit,” kata Abdul Rahman. (Sumber Kaltimpost)
Keberhasilan Aldo menciptakan keunggulang membayar lunas kegagalannya mengeksekusi penalti di menit 23. Alhasil, The Reds Equator menapaki papan tengah klasemen sementara Superliga dengan koleksi angka 22. Koleksi ini terpaut satu angka dari Persisam Putra Samarinda yang menempati satu strip lebih baik di urutan 12 dengan 23 poin.
Kegembiraan menjadi penentu kemenangan terpancar di wajah Aldo. Ia menilai pertahanan PSPS sangat disiplin. “Sulit sekali ditembus, tapi untung saja ada celah,” kata Aldo.
Ia bersyukur timnya dapat mengembalikan kepercayaan diri pada babak kedua, setelah beberapa kali salah komunikasi pada babak pertama.
Peluang Bontang FC sebenarnya cukup banyak. Terutama saat pemain belakang PSPS dengan sengaja menyentuh bola di dalam kotak terlarang padamenit ke-23. Hanya saja, tendangan Aldo berhasil dibendung kiper PSPS, Pance Haryanto. Peluang emas lainnya hadir dari tandukang Kenji Adachihara yang masih ditepis Fance.
Masuknya Ravel Ohe, Anda Hermawan dan Cornelius Gedy di babak kedua menambah daya gedor di lini depan. Hasilnya, Aldo yang mendapat suplai bola dengan intensitas cukup tinggi, berhasil mengoyak jala PSPS di menit 85. Skor 1-0, untuk kemenanga tuan rumah tak mampu diubah tim besutan Abdul Rahman Gurning hingga peluit panjang.
Pelatih Bontang FC Fachri Husaini menilai kerja sama lini belakang timnya sempat kacau di babak pertama. Untungnya, pada babak kedua hal itu tidak terjadi. Mantan kapten tim nasional ini juga mengakui tangguhnya barisan pertahanan PSPS. “Pertahanan mereka luar biasa,” kata Fachri.
Menanggapi kegagalan Aldo Baretto mengeksekusi penalti, Fachri mengaku kecewa. Maklum, itu adalah kegagalannya yang kedua setelah ia gagal di percobaan pertama saat BFC menghadapi Sriwijaya FC. “Saya kecewa dengan Aldo. Ini kegagalannya yang kedua dalam mengeksekusi penalty. Ini pelajaran bagi dia,” kata Fachri.
Abdul Rahman Gurning saat jumpa pers mengaku timnya telah bermain maksimal. Hanya saja, striker yang paling diharapkan Dzumafo Epandi, ternyata kurang fit. “Dia tidak mau jujur saat mau bertanding. Dia mengaku siap tapi ternyata kondisinya kurang fit,” kata Abdul Rahman. (Sumber Kaltimpost)
Diposting oleh
Alzhena
0 komentar:
Posting Komentar